PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT PROTEIN LIMBAH PETERNAKAN AYAM (KPLA) TERHADAP RECAHAN KARKAS KOMERSIAL ITIK BALI JANTAN (Anas sp.)
Keywords:
Male Bali duck, carcass cuts, commercial, KPLA, (itik bali jantan, recahan karkas, komersial, KPLA)Abstract
This study aims to review the effect of KPLA on the carcass cuts of male Bali ducks
that have been carried out for 8 weeks. The research design used was RAL which included 3
treatments and 6 replications, each replication containing 5 ducks, until the number of male
Bali ducks used was 90. The treatments used were, P0: ration added with 25% commercial concentrate plus 0% KPLA (control), P1: ration added with 12.5% commercial concentrate plus
12.5 KPLA, P2: ration added with commercial concentrate plus 25% KPLA. The variables
observed were Carcass weight, chest weight, back weight, upper and lower thigh weight, and
wing weight. The results showed that the use of KPLA in the ration in the P2 treatment showed
higher results than P0 (P<0.05) in carcass fraction and chest weight. Meanwhile, the use of
KPLA in rations in treatments P1 and P2 did not show significant results (P> 0.05) when
distinguished by P0 on the weight of the back, upper thigh, lower thigh, and wings. In
conclusion, the use of 25% KPLA in rations can produce the best carcass weight and breast
fracture weight.
ABSTRAKĀ
Penelitian ini bertujuan dalam meninjau pengaruh pemberian KPLA pada recahan
karkas itik Bali Jantan yang telah dilaksanakan selama 8 minggu. Rancangan penelitian yang
dimanfaatkan ialah RAL yang meliputi atas 3 perlakuan serta 6 ulangan, setiap ulangan berisi 5
ekor itik, hingga itik bali jantan yang dimanfaatkan sejumlah 90 ekor. Perlakuan yang
digunakan yaitu, P0: ransum yang ditambah 25% konsentrat komersial ditambah 0 % KPLA
(kontrol), P1: ransum ditambah 12,5 % konsentrat komersial ditambah 12,5 KPLA, P2: ransum
ditambah konsentrat komersial ditambah 25% KPLA. Variabel yang diamati ialah bobot
karkas, bobot dada, bobot punggung, bobot paha atas serta paha bawah, dan bobot sayap. Hasil
penelitian menunjukan kalau penggunaan KPLA dalam ransum pada perlakuan P2 menunjukan
hasil yang lebih tinggi dari P0 (P< 0,05) pada recahan karkas serta bobot dada. Sementara itu,
penggunaan KPLA pada ransum dalam perlakuan P1 serta P2 tidak menunjukkan hasil yang
tidak signifikan > 0,05 jika dibedakan sama P0 pada bobot punggung, paha atas, paha bawah,
dan sayap. Kesimpulan, penggunaan 25% KPLA pada ransum dapat menghasilkan berat karkas
dan berat recahan dada yang terbaik.