Prevalensi Nematoda Gastrointestinal pada  Kambing Pasar Hewan di Kota Payakumbuh, Suatu Wilayah Dataran Tinggi di Sumatra Barat

Authors

  • Triana Guspita Sari Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Author
  • Engki Zelpina Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Author

DOI:

https://doi.org/10.19087/

Keywords:

feses, gastrointestinal, kambing, nematoda, prevalensi

Abstract

Parasit cacing pada saluran pencernaan merupakan salah satu permasalahan utama yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan produktivitas ternak, khususnya ruminansia kecil seperti kambing. Infeksi cacing dapat menyebabkan penurunan bobot badan, gangguan pertumbuhan, serta menurunnya daya tahan tubuh ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi serta mengidentifikasi jenis nematoda berdasarkan telur cacing yang terdapat pada feses kambing di Pasar Hewan Kota Payakumbuh, suatu wilayah dataran tinggi di Sumatra Barat. Penelitian dilakukan pada bulan September hingga Desember 2023 di Pasar Hewan Kota Payakumbuh dan di Laboratorium Kesehatan dan Penyakit Hewan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Sebanyak 50 sampel feses kambing diperiksa menggunakan metode metode apung (flotasi) yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil identifikasi nematoda gastrointestinal pada kambing di Pasar Hewan Kota Payakumbuh terdiri atas empat jenis yaitu, Ostertagia sp., Haemonchus contortus, Trichostrongylus sp., dan Trichuris ovis. Prevalensi infeksi nematoda gastrointestinal adalah sebesar 20%, berdasarkan kelompok umur, prevalensi tertinggi ditemukan pada kambing berumur lebih dari dua tahun sebesar 25%, diikuti oleh kambing umur 1–2 tahun sebesar 19,35%, dan kambing umur kurang dari satu tahun sebesar 14,28%, berdasarkan jenis kelamin, prevalensi pada kambing jantan sebesar 21,42% dan betina sebesar 19,44%. Hasil ini menunjukkan pentingnya pengendalian infeksi nematode gastrointestinal untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak kambing di pasar hewan.  Simpulannya, prevalensi nematoda gastrointestinal kambing di Payakumbuh sebesar 20%, serta jenis cacing yang menginfeksi adalah Ostertagia sp., H. contortus, Trichostrongylus sp., dan T. ovis.

Author Biographies

  • Triana Guspita Sari, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

    Program Studi Diploma III Paramedik Veteriner

  • Engki Zelpina, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

    Program Studi  Paramedik Veteriner

Downloads

Published

2025-12-01

Issue

Section

Articles

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.